Jumat, 27 Februari 2015

[019] Maryam Ayat 010

««•»»
Surah Maryam 10

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
««•»»
qaala rabbi ij'al lii aayatan qaala aayatuka allaa tukallima alnnaasa tsalaatsa layaalin sawiyyaan
««•»»
Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat".
««•»»
He said, ‘My Lord! Appoint a sign for me.’ He said, ‘Your sign is that you will not speak to the people for three complete nights.’
««•»»

Kemudian Nabi Zakaria memohon lagi kepada Allah supaya diberi tanda bahwa anaknya itu segera akan dilahirkan, agar hatinya tambah tenteram dan rasa syukurnya bertambah dalam. Beliau berkata "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda yang dapat menambah ketenteraman hatiku tentang terlaksananya janji Engkau itu. Hal seperti ini pernah terjadi pula pada Nabi Ibrahim as, ketika ditanya "Apakah engkau belum percaya bahwa Allah kuasa menghidupkan yang telah mati?". Beliau menjawab. "Sungguh aku percaya, akan tetapi aku bertanya supaya bertambah tenteram hatiku".

Sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
وإذ قال إبراهيم رب أرني كيف تحي الموتى قال أو لم تؤمن قال بلى ولكن ليطمئن قلبي قال فخذ أربعة من الطير فصرهن إليك ثم اجعل على كل جبل منهن جزءا ثم ادعهن يأتينك سعيا واعلم أن الله عزيز حكيم
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman. "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab, "Aku telah menyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman, "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung lalu cincanglah semua olehmu. (Allah berfirman) :" Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al Baqarah [2]:260)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Zakaria berkata, "Ya Rabbku! Berilah aku suatu tanda)" pertanda yang menunjukkan istriku mulai mengandung (Allah berfirman, "Tanda bagimu) yang menunjukkan hal itu (adalah bahwa kamu tidak boleh bercakap-cakap dengan manusia) mencegah dirimu untuk tidak berbicara dengan mereka selain dari berzikir kepada Allah (selama tiga malam) yakni tiga hari tiga malam (padahal kamu sehat)" lafal Sawiyyan berkedudukan menjadi Hal dari Fa'il lafal Takallama, maksudnya ia tidak berbicara dengan mereka tanpa sebab.
««•»»
He said, ‘Lord, appoint for me some sign’, namely, some indication of my wife’s becoming pregnant. Said He, ‘Your sign, for this, is that you shall not speak to people, that is, that you [should] refrain from speaking to them, but not [from speaking] the remembrance of God, exalted be He, for three nights, that is, together with the days thereof, as [stated] in [sūrat] Āl ‘Imrān, ‘for three days’ [Q. 3:41], while [you are] in sound health’ (sawiyyan, a circumstantial qualifier referring to the subject of the verb tukallima, ‘you shall [not] speak’) in other words, despite there being no defect [in you].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:10

[019] Maryam Ayat 009

««•»»
Surah Maryam 9

قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
««•»»
qaala kadzaalika qaala rabbuka huwa 'alayya hayyinun waqad khalaqtuka min qablu walam taku syay-aan
««•»»
Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".
««•»»
He said, ‘So shall it be. Your Lord has said, “It is simple for Me.” Certainly I created you before when you were nothing.’
««•»»

Demikianlah, kamu akan dianugerahi seorang putra, walaupun kamu sudah sangat tua dan istrimu mandul. Hal itu adalah mudah bagi Tuhan. Kamu ini, semenjak penciptaan Adam yang diciptakan dari yang tiada sama sekali telah tercipta. Menciptakan anakmu dari sesuatu yang ada, yaitu kamu dan istrimu adalah lebih mudah bagi-Ku, walaupun sebenarnya hal itu bagi-Ku sama saja, tidak ada yang lebih ringan atau lebih berat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah berfirman) perkaranya memang ("Demikianlah.") cara menciptakan seorang anak lelaki dari kamu berdua (Rabbmu berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku) yaitu dengan memberikan kekuatan bersetubuh kepadamu, kemudian menjadikan rahim istrimu dapat menerima spermamu (dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu belum ada sama sekali)" di waktu kamu belum diciptakan. Untuk menampilkan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan hal yang besar ini, maka Dia memberikan ilham suatu pertanyaan, supaya pertanyaan itu kelak dijawab dengan hal yang membuktikan kekuasaan-Nya yang maha besar itu. Tatkala Zakaria merasa rindu akan kedatangan berita gembira kelahiran seorang putra itu.
««•»»
He said, ‘It, the matter [in question], of creating a boy from both of you, shall be so! Your Lord says, “It is easy for Me, namely, to restore your sexual potency and tear open your wife’s womb [in preparation] for conception, for I certainly created you before when you were nothing”’, [you were nothing] before your created form became manifest. As God wished to manifest this great power, He inspired him [the form of] the question, in order for him to receive the response that will indicate it [this power]. And when his soul yearned for the prompt arrival of that whereof he had been given good tidings:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:9

Senin, 16 Februari 2015

[019] Maryam Ayat 008

««•»»
Surah Maryam 8

قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا
««•»»
qaala rabbi annaa yakuunu lii ghulaamun wakaanati imra-atii 'aaqiran waqad balaghtu mina alkibari 'itiyyaan
««•»»
Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua".
««•»»
He said, ‘My Lord! How shall I have a son, when my wife is barren, and I am already advanced in age?’
««•»»

Nabi Zakaria a.s. setelah diberitahu akan mempunyai seorang putra bertanya kepada Allah SWT. Pertanyaan itu timbul bukan karena keragu-raguan tentang kekuasaan Allah, akan tetapi untuk mendapat penjelasan tentang caranya, karena beliau merasa sudah tidak mampu lagi dan istrinya mandul. Apakah beliau akan dijadikan seperti seorang pemuda lagi dengan kekuatan fisik yang cukup, atau istrinya akan dikembalikan menjadi seorang gadis yang dapat melahirkan seorang anak, ataukah beliau harus kawin lagi dengan seorang perempuan lain yang tidak mandul?. Karena Zakaria sangat gembira dengan berita akan mendapat seorang anak itu dan beliau penuh dengan rasa keheranan tentang cara-cara pelaksanaannya, maka beliau tidak dapat menahan diri untuk menanyakan hal itu kepada Tuhannya. Maka dijawab dengan firman Allah:

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Zakaria berkata, "Ya Rabbku! Bagaimana) mana mungkin (akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua)" lafal 'itiyyan berasal dari lafal 'Ataa artinya Yabisa atau kering, maksudnya ia telah mencapai umur seratus dua puluh tahun, dan istrinya telah mencapai umur sembilan puluh delapan tahun. Kata 'Itiyyun pada asalnya adalah 'Ituwwun. Kemudian huruf Ta dikasrahkan untuk meringankan pengucapannya lalu jadilah 'Itiwwun. Selanjutnya huruf Wawu yang pertama diganti menjadi huruf Ya demi penyesuaian dengan harakat Kasrah sebelumnya, dan huruf Wawu yang kedua diganti pula dengan huruf Ya supaya huruf Ya yang pertama dapat diidgamkan atau dimasukkan kepadanya,
««•»»
He said, ‘My Lord, how shall I have a son when my wife is barren and I have reached infirm old age?’ (‘itiyyan, [derives] from [the verb] ‘atā, ‘it became withered’) in other words, [he had reached] extreme old age, 120 years; and his wife had reached the age of 98 (‘atiya in terms of its root derives from ‘utuwwun, but the tā’ is vowelled as -ti-, to soften it, the first wāw [vowel] is changed into a yā’ to be in harmony with the –ti- vowelling, while the second [wāw letter] is changed into a yā’ so that the [previous] yā’ can be assimilated with it).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:8

[019] Maryam Ayat 007

««•»»
Surah Maryam 7

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
««•»»
yaa zakariyyaa innaa nubasysyiruka bighulaamin ismuhu yahyaa lam naj'al lahu min qablu samiyyaan
««•»»
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
««•»»
‘O Zechariah! Indeed We give you the good news of a son, whose name is “John.” Never before have We made anyone his namesake.’
««•»»

Allah SWT. memberitahukan tentang dikabulkannya doa Zakaria a.s. dan pemberian namanya langsung dari Allah sendiri. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu, bahwa permohonanmu untuk dianugerahi seorang putra sudah terkabul dan telah disiapkan pula supaya anakmu itu jika lahir harus diberi nama Yahya dan nama itu belum pernah diberikan kepada seorangpun sebelum dia. Dalam Injil Matius beliau disebut dengan nama Johannes Pembaptis karena sering memandikan orang dalam sungai Yordania.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang anak) yang akan menjadi waris, sebagaimana yang kamu minta (yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami tidak pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia) dalam hal namanya, yakni seseorang yang diberi nama Yahya.
««•»»
God, exalted be He, in responding to his request for a son that will be the incarnation of His mercy, says: ‘O Zachariah! Indeed We give you good tidings of a boy, who will inherit in the way that you have requested — whose name is John. Never before have We made anyone his namesake’, that is, [never has there been] anyone with the name ‘John’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:7

[019] Maryam Ayat 006

««•»»
Surah Maryam 6

يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
 
««•»»
yaritsunii wayaritsu min aali ya'quuba waij'alhu rabbi radhiyyaan
««•»»
Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai".
««•»»
who may inherit from me and inherit from the House of Jacob, and make him, my Lord, pleasing [to You]!’
««•»»
 
Ya Tuhan, berikanlah kepadaku keturunan yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yakub dan jadikanlah ia seorang yang patut lagi taat dan diridai oleh-Mu, karena mempunyai akhlak dan budi yang luhur lagi mulia, dapat dijadikan suri teladan oleh sekalian pengikutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yang akan mewarisi aku) kalau dibaca Jazm berarti lafal Yaritsni menjadi jawab dari Fi`il Amar, dan kalau dibaca Rafa` yaitu Yaritsuni berarti menjadi kata sifat dari lafal Waliyyan (dan mewarisi) dapat dibaca Yaritsu atau Yarits (sebagian keluarga Ya`qub) kakekku dalam hal ilmu dan kenabian (dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridai)" di sisi Engkau.
««•»»
who may inherit from me (read yarithnī in apocopated form as a response to the imperative statement [fa-hab lī, ‘grant me’], or read yarithunī as an adjectival qualification of waliyyan, ‘a successor’) and inherit (also read in both ways [mentioned]), from the House of Jacob, my forefather, [inherit] knowledge and prophethood, and make him, my Lord, acceptable’, that is, pleasing to you.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:6

[019] Maryam Ayat 005

««•»»
Surah Maryam 5

وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
««•»»
wa-innii khiftu almawaaliya min waraa-ii wakaanati imra-atii 'aaqiran fahab lii min ladunka waliyyaan
««•»»
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku {898} sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
{898} Yang dimaksud oleh Zakaria dengan mawali ialah orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya.Yang dikhawatirkan Zakaria ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorangpun diantara mereka yang dapat dipercayainva, oleh sebab itu Dia meminta dianugerahi seorang anak.
««•»»
Indeed I fear my kinsmen, after me, and my wife is barren. So grant me from Yourself an heir
««•»»

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan memimpin umatku, karena tidak ada seorangpun yang dapat dipercaya di antara mereka itu dan oleh sebab itu mohonlah aku dianugerahi seorang anak. Walaupun istriku mandul dan aku sendiripun telah sangat tua, tetapi hal ini tidak menyebabkan aku berputus asa, karena percaya atas kebijaksanaan dan kekuasaan Allah Yang Maha Agung.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku) yakni orang-orang dekat hubungan familinya denganku seperti anak-anak paman (sepeninggalku) yakni sesudah aku meninggal dunia, aku khawatir mereka akan menyia-nyiakan agama sebagaimana yang telah kusaksikan sendiri apa yang terjadi di kalangan orang-orang Bani Israel, yaitu mereka berani mengubah agamanya (sedangkan istriku adalah seorang yang mandul) tidak beranak (maka anugerahilah aku dari sisi Engkau) (seorang putra) anak lelaki.
««•»»
And truly I fear my kinsfolk, namely, those who will succeed me [as closest after me] in kinship, such as [my] paternal cousins, after me, that is, after my death, [I fear] for the religion, lest they forsake it, as You have witnessed in the case of the Children of Israel, in the way that they changed [their] religion, and my wife is barren, she does not conceive. So grant me from Yourself a successor, a son,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:5

[019] Maryam Ayat 004

««•»»
Surah Maryam 4

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
««•»»
qaala rabbi innii wahana al'azhmu minnii waisyta'ala alrra/su syayban walam akun bidu'aa-ika rabbi syaqiyyaan
««•»»
Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku.
««•»»
He said, ‘My Lord! Indeed my bones have become feeble, and my head has turned white with age, yet never have I, my Lord, been disappointed in supplicating You!
««•»»

Ia berkata, "Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku memohon terkabulnya doaku ini, karena beberapa sebab yang aku yakini akan membuka rahmat karunia-Mu.
  • Pertama, aku telah mencapai usia yang sangat tua sekitar delapan puluh tahun, dimana aku sudah merasa tulang-tulangku sudah lemah dan kelemahan kerangka badan itu mengakibatkan pula kelemahan yang menyeluruh dalam seluruh badanku dan seorang yang sudah tua seperti saya ini, lebih berhak untuk disayangi dan dikasihani.
  • Kedua, kepalaku sudah penuh dengan uban, sehingga siapapun yang memandang kepadaku pasti menaruh belas kasihan dan tergerak hatinya untuk memenuhi permohonanku.
  • Ketiga, aku selama ini belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhan, sejak aku masih muda, apalagi sekarang dimana kelemahanku telah nampak secara keseluruhan.
Nabi Zakaria sendiri mengetahui bahwa jika doanya dikabulkan, akan membawa banyak perbaikan dalam bidang agama dan kemasyarakatan. Karena itu beliau menjelaskan lagi alasan-alasanya dalam doa selanjutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Ia berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya telah lemah) menjadi lemah (tulang-tulangku) semuanya (dan kepala ini telah dipenuhi) (oleh uban) lafal Syaiban menjadi Tamyiz yang dipindahkan dari Fa`ilnya, maksudnya uban telah merata di rambut kepalanya sebagaimana meratanya nyala api pada kayu dan sesungguhnya aku bermaksud berdoa kepada-Mu (dan aku belum pernah dengan doaku kepada-Mu) (merasa kecewa, ya Rabbku!) artinya, merasa dikecewakan di masa-masa lalu; maka janganlah Engkau kecewakan aku di masa mendatang.
««•»»
He said, ‘My Lord, truly the bones, all [the bones], within me have become feeble, weak, and my head is alight with grey hair (shayban, a specification derived from the subject of the verb in other words, hoariness has spread throughout his hairs just as a spark of fire spreads through firewood) and I wish to supplicate to you, and I have never been in my supplications to You, my Lord, unsuccessful, that is, [I have never been] disappointed, in the past, so do not disappoint me in what follows.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net\ 
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#19:4

[019] Maryam Ayat 003

««•»»
Surah Maryam 3

إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
««•»»
idz naadaa rabbahu nidaa-an khafiyyaan
««•»»
Yaitu tatkala ia berdo'a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
««•»»
when he called out to his Lord with a secret cry.
««•»»

Yaitu tatkala beliau berdoa dengan suara lembut lagi menyendiri dalam mihrabnya, supaya diberi keturunan yang akan melanjutkan tugas seorang Rasul. Doanya itu sengaja diucapkan dengan suara yang lembut dan dalam keadaan sunyi, supaya terasa lebih ikhlas dan terkabul. Kemudian diperinci bagaimana bunyi doanya itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu tatkala) lafal Idz berta'alluq kepada lafal Rahmah (ia berdoa kepada Rabbnya dengan seruan) yang mengandung doa (yang lembut) dengan suara yang pelan-pelan di tengah malam, karena berdoa di tengah malam itu lebih cepat untuk dikabulkan.
««•»»
when (idh is semantically connected to rahma, ‘mercy’) he called out to his Lord a call, entailing a supplication, in secret, in the middle of the night, because this [time of the night] invites a faster response [to one’s supplication].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:3

[019] Maryam Ayat 002

««•»»
Surah Maryam 2

ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا
««•»»
dzikru rahmati rabbika 'abdahu zakariyyaa
««•»»
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,
««•»»
[This is] an account[1] of your Lord’s mercy on His servant, Zechariah,
[1] Or ‘a mention,’ ‘a reminder,’ or ‘a recollection.’
««•»»

Yang dibaca ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu yang dilimpahkan kepada seorang hamba-Nya yang sudah tua yaitu Nabi Zakaria a.s. ketika beliau berdoa supaya diberi seorang anak yang saleh.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ini adalah (penjelasan tentang rahmat Rabb kamu kepada hamba-Nya) lafal 'abdahu menjadi Maf'ul dari Rahmah (Zakaria) sebagai penjelasan dari kata 'hamba' tadi.
««•»»
This is, a mention of your Lord’s mercy to His servant (‘abdahu, a direct object of rahma, ‘mercy’) Zachariah (an explication of it [the direct object]),
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of98
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#19:2

[019] Maryam Ayat 001

««•»»
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
««•»»
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
««•»»
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

««•»»
In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful.

««•»»

Surah Maryam 1
كهيعص

 ««•»»
Kāf, Hā, Yā, ʿAyn, Ṣād.
««•»»
Kaaf Haa Yaa 'Ain Shaad {897}.
{897}  Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
««•»»
 Kāf, Hā, Yā, ʿAyn, Ṣād.
««•»»
Kaaf Haa Yaa `Aiin Shaad, termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surah Alquran. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini?

Tentang soal pertama, maka para mufassir berlainan pendapat, yaitu:

  1. Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, "Allah sajalah yang mengetahui maksudnya." Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
  2. Ada yang menafsirkannya. Mufassirin yang menafsirkannya ini berlain-lain pula pendapat mereka, yaitu:
  • Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka "Alif" adalah keringkasan dari "Allah", "Lam" keringkasan dari "Jibril", dan "Mim" keringkasan dari Muhammad, yang berarti bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra; "Alif" keringkasan dari "Ana", "Lam" keringkasan dari "Allah" dan "Ra" keringkasan dari "Ar-Rahman", yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah.
  • Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu.
  • Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad ini adalah huruf-huruf abjad itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan "Alif" adalah "Alif", yang dimaksud dengan "Lam" adalah "Lam", yang dimaksud dengan "Mim" adalah "Mim", dan begitu seterusnya.
  • Huruf-huruf abjad itu untuk menarik perhatian.
Menurut para mufassir ini, huruf-huruf abjad itu disebut Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim, hikmahnya adalah untuk "menantang". Tantangan itu bunyinya kira-kira begini: Alquran itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf abjad, seperti Alif Lam Mim Ra, Ka Ha Ya Ain Shad, Qaf, Tha Sin dan lain-lainnya. Maka kalau kamu sekalian tidak percaya bahwa Alquran ini datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Alquran ini. Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya."

Maka ada "penantang", yaitu Allah, dan ada "yang ditantang", yaitu bahasa Arab, dan ada "alat penantang", yaitu Alquran. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk-beluk bahasa Arab itu menurut naluri mereka, karena di antara mereka itu adalah pujangga-pujangga, penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Alquran itu dengan membuat ayat-ayat seperti Alquran. Ada juga di antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Alquran itu, dengan mencoba membuat kalimat-kalimat seperti ayat-ayat Alquran itu, tetapi sebelum mereka ditertawakan oleh orang-orang Arab itu, lebih dahulu mereka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.

Para mufassir dari golongan ini, yakni yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu disebut oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquran untuk menantang bangsa Arab itu, mereka sampai kepada pendapat itu adalah dengan "istiqra" artinya menyelidiki masing-masing surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu.


Dengan penyelidikan itu mereka mendapat fakta-fakta sebagai berikut:
  1. Surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad ini adalah surah-surah Makiyah (diturunkan di Mekah), selain dari dua buah surah saja yang Madaniyah (diturunkan di Madinah), yaitu surah Al-Baqarah yang dimulai dengan Alif Lam Mim dan surah Ali Imran yang dimulai dengan Alif Lam Mim juga. Sedang penduduk Mekah itulah yang tidak percaya bahwa Alquran itu adalah dari Tuhan, dan mereka mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata.
  2. Sesudah menyebutkan huruf-huruf abjad itu ditegaskan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah, atau diwahyukan oleh-Nya. Penegasan itu disebutkan oleh Allah secara langsung atau tidak langsung. Hanya ada 9 surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu yang tidak disebutkan sesudahnya penegasan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah.
  3. Huruf-huruf abjad yang disebutkan itu adalah huruf-huruf abjad yang banyak terpakai dalam bahasa Arab.
Dari ketiga fakta yang didapat dari penyelidikan itu, mereka menyimpulkan bahwa huruf-huruf abjad itu didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu adalah untuk "menantang" bangsa Arab agar membuat ayat-ayat seperti ayat-ayat Alquran itu, bila mereka tidak percaya bahwa Alquran itu, datangnya dari Allah dan mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata sebagai yang disebutkan di atas. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa para mufassir yang mengatakan bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan Allah untuk "tahaddi" (menantang) adalah memakai tariqah (metode) ilmiah, yaitu "menyelidiki dari contoh-contoh, lalu menyimpulkan daripadanya yang umum". Tariqah ini disebut "Ath-Thariqat Al-Istiqra'iyah" (metode induksi).

Ada mufassir yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah-surah Alquranul Karim untuk menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu cara yang belum dikenal oleh bangsa Arab di waktu itu, karena itu maka hal ini menarik perhatian mereka.

Tinjauan terhadap pendapat-pendapat ini:
 

PERTAMA

Pendapat yang pertama yaitu menyerahkan saja kepada Allah karena Allah sajalah yang mengetahui, tidak diterima oleh kebanyakan mufassirin ahli-ahli tahqiq (yang menyelidiki secara mendalam).

(Lihat Tafsir Al-Qasimi j.2, hal. 32)
 

Alasan-alasan mereka ialah:
  1. Allah sendiri telah berfirman dalam Alquran: "Dengan bahasa Arab yang jelas." (Q.S. Asy Syu'ara': 195, maksudnya Alquran itu dibawa oleh Jibril kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang jelas. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa ayat-ayat dalam Alquran itu adalah "jelas", tak ada yang tidak jelas, yang tak dapat dipahami atau dipikirkan, yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.
  2. Di dalam Alquran ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Alquran itu menjadi petunjuk bagi manusia. Di antaranya firman Allah:
  • "Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al Baqarah [2]:2)
  • Firman-Nya lagi: "....dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al Baqarah [2]:97)
  • Firman-Nya lagi: "(Alquran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)
  • Dan banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan bahwa Alquran itu adalah petunjuk bagi manusia. Sesuatu yang fungsinya menjadi "petunjuk" tentu harus jelas dan dapat dipahami. Hal-hal yang tidak jelas tentu tidak dijadikan petunjuk.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman pula:
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"
(QS. Al-Qamar [54]:7,22,32,dan40)

KE·DUA
  1. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad itu adalah keringkasan dari suatu kalimat. Pendapat ini juga banyak para mufassir yang tidak dapat menerimanya. Keberatan mereka ialah: tidak ada kaidah-kaidah atau patokan-patokan yang tertentu untuk ini, sebab itu para mufassir yang berpendapat demikian berlain-lainan pendapatnya dalam menentukan kalimat-kalimat itu. Maka di samping pendapat mereka bahwa Alif Lam Mim artinya ialah: Allah, Jibril, Muhammad, ada pula yang mengartikan "Allah, Latifun, Maujud" (Allah Maha Halus lagi Ada). (Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)
  2. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan beberapa surah ini adalah nama surah, juga banyak pula para mufassir yang tidak dapat menerimanya. Alasan mereka ialah: bahwa surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu kebanyakannya adalah mempunyai nama yang lain, dan nama yang lain itulah yang terpakai. Umpamanya surah Al-Baqarah, Ali Imran, Maryam dan lain-lain. Maka kalau betul huruf-huruf itu adalah nama surah, tentu nama-nama itulah yang akan dipakai oleh para sahabat Rasulullah dan kaum muslimin sejak dari dahulu sampai sekarang. Hanya ada empat buah surah yang sampai sekarang tetap dinamai dengan huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan surah-surah itu, yaitu: Surah Thaha, surah Yasin, surah Shad dan surah Qaf. (Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)
  3. Pendapat yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad itu sendiri, dan abjad-abjad ini didatangkan oleh Allah ialah untuk "menantang" (tahaddi). Inilah yang dipegang oleh sebahagian mufassirin ahli tahqiq. (Di antaranya: Az Zamakhsyari, Al Baidawi, Ibnu Taimiah, dan Hafizh Al Mizzi, lihat Rasyid Rida, Tafsir Al Manar jilid 8, hal. 303 dan Dr Shubhi As Salih, Mabahis Ulumi Qur'an, hal 235. Menurut An Nasafi: pendapat bahwa huruf abjad ini adalah untuk menantang patut diterima. Lihat Tafsir An Nasafi, hal. 9)
  4. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad ini adalah untuk "menarik perhatian" (tanbih) pendapat ini juga diterima oleh ahli tahqiq. (Tafsir Al Manar jilid 8 hal. 209-303)
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa "yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad yang disebutkan oleh Allah pada permulaan beberapa surat dari Alquran hikmahnya adalah untuk "menantang" bangsa Arab serta menghadapkan perhatian manusia kepada ayat-ayat yang akan dibacakan oleh Nabi Muhammad saw."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kaf Ha Ya 'Ain Shad) hanya Allah yang mengetahui maksudnya. 

««•»»
Kāf hā yā ‘ayn sād: God knows best what He means by these [letters].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
1of92
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=19&tAyahNo=1&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#19:1